Jumat, 10 April 2015

Surat untuk Pangeran ku :)

Teruntuk Pangeranku tersayang,

Kamu tahu,
Hari ini aku menyadari bahwa,
Ada saatnya, di mana aku terdiam seorang diri menatap peta dunia di depanku dan sibuk menerka-nerka, di manakah keberadaanmu sekarang?
Di luar negerikah? Atau ternyata kau berada di Indonesia? Di Pulau Jawakah? Di pulau seberangkah? Atau yang lebih gila, kau sebenarnya ada di dalam jarak pandangku?


Hei, Pangeranku..
Ada saatnya, aku mulai mengira-ngira seberapa jauh sekarang kau mengacu kudamu ke arah istana rumahku.
Apakah sudah dekat? Apakah kau tersesat?

Ada saatnya, aku sibuk membayangkan, seberapa jauh kau sudah mulai bergerak mendekat?
Seberapa kotor pakaianmu karena terkena debu, hujan, angin dan segala peristiwa alam yang terjadi di perjalanan menuju istana rumahku.
Seberapa letih dirimu karena perjalanan panjang yang belum juga ada akhirnya.

Kau tahu, betapa dalam rasa sedihku, membayangkan dirimu lelah memacu kudamu seorang diri ke arah rute rumahku yang asing, terasa terjal dan berliku bagimu?
Kau tahu, betapa hancur hatiku jika membayangkan kau tiba-tiba berhenti di tengah persimpangan dan bimbang untuk melanjutkan perjalanan, karena ada rasa ragu yang tiba-tiba muncul di dalam hatimu?

Sebuah perasaan ragu yang menggulung bagaikan angin kencang menghempaskan pepohonan, menerpa hatimu dengan hentakan keras yang sanggup menghentikan laju kudamu. 
Sebuah pertanyaan tiba-tiba yang ntah dari mana datangnya mengganggu perjalananmu, 
"Apakah benar, Ridha itu Putri yang selama ini Tuhan siapkan untukku?"   

Dan kau berada di persimpangan jalan.
Bimbang memutuskan untuk terus melaju ke arah istana rumahku atau memutuskan untuk berganti arah menuju istana putri lain,

Wahai Pangeranku,
Tahukah kau..
Ada saatnya, aku menangis dalam do'aku. 
Meminta kepada Tuhan dengan air mata yang jatuh tak terbendung,
Meminta dengan sungguh-sungguh agar Ia selalu melindungi perjalananmu.

Agar Ia memberikan cahaya-Nya jika kegelapan malam datang mendekat.
Mengutus malaikat tanpa sayap-Nya, untuk menunjukkan jalan jika kau tersesat.
Memberi keyakinan dalam dirimu bahwa jalan yang sekarang kau ambil ini sudah benar dan belum terlambat.

Pangeranku, tahukah kau..
Aku bangga kepadamu karena kau berusaha mati-matian berjuang.
Berjuang memantaskan dirimu, 
membuat tiang-tiang pondasi agama yang kokoh, menghujam tajam ke dalam hatimu.
Mempersiapkan segala hal yang diperlukan dengan matang, agar sanggup menjawab setiap pertanyaan yang diajukan keluargaku.
Datang dengan gagah berani beserta keyakinan kuat dalam hati meyakinkan semua orang bahwa kau adalah pangeran yang selama ini dinanti.

Meyakinkanku dengan lembut bahwa dirimulah sesungguhnya pangeran yang selama ini direncanakan Tuhan untukku.
Berujar dengan kata-katamu yang meneduhkan bahwa kau siap menjadi imamku.

Jadi Pangeranku,
Aku menunggumu. Menunggumu dalam ketaatan.
Di sini, tidak kemana-mana. 
Hanya di sini, di bawah naungan istana rumahku. 

Jaga dirimu selalu ya..
Aku mendoakanmu :)



-Nadhira Arini-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar